Nyobain Pecel Unik Di Kediri.?
Apa sih yang unik.?? Yuk simak penjelasnya
Beberapa waktu yang lalu admin sempat mampir ke tempat Prabu Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya itu. Dimana lagi kalau bukan di kota Kediri. Kota yang berada di kawasan Jawa Timur ini ternyata menyuguhkan hal yang bagi admin cukup unik, yakni kulinernya. Rasa makanan disini cenderung ke arah manis. Namun masih bisa dibilang lumayan enak dan harganya juga terjangkau. Beberapa makanan yang admin jumpai selepas turun dari kereta di sekitar Stasiun Kediri adalah mie ayam, soto ayam, bakso, dan pecel. Tak perlu merogoh kocek dalam - dalam karena rata - rata satu porsi kuliner tersebut dibanderol Rp. 7.000 saja. Murah kan sob?
Setelah tiba di Kediri, admin mampir ke masjid di belakang stasiun. Melewati gang kecil yang hanya cukup dilewati oleh dua sepeda motor. Hawa disini cukup panas tapi airnya dingin dan bersih. Baru deh admin mulai icip - icip panganan yang ada di sekitar sini. Admin jalan agak jauh dari stasiun, eh ketemulah dengan penjual nasi pecel pinggir jalan yang sedang sibuk melayani pembeli. Jadinya melipir, ikut nyobain pesen satu porsi.
Selama ini admin selalu makan pecel yang isinya sayuran dengan siraman bumbu kacang tanah di atasnya. Tapi di Kediri, ada yang beda dari pecelnya yaitu pelengkapnya yang berupa mie. Jadi mimin berasa makan pecel mie gitu deh, sob. Karena mienya juga ikut diguyur saus kacang, isinya ada tauge, sawi hijau, orek tempe dan rempeyek. Cita rasanya asin bercampur manis seperti ditambah kecap dalam sausnya. Sedangkan sayurannya masih segar sehingga terdengar bunyi krauk krauk saat dikunyah.
Porsi sepiring pecel ini cukup banyak, tapi tidak sebanyak porsi kuli juga. Cocok lah untuk mbak - mbak dan ibu - ibu. Kalau untuk bapak - bapak mungkin bisa minta nambah porsinya. Makan disini rasanya adem, kena semilir angin sebab warungnya berupa lapak kaki lima tanpa penutup. Kita bisa makan sambil melihat orang - orang lalu lalang di jalanan.
Walaupun lapak ini terbuka, tapi mimin lihat penjualnya mengolah makanan dan menjaga kebersihan warungnya dengan baik. Pembeli juga tak pernah berhenti, selalu ada saja silih berganti yang datang untuk menikmati olahan pecel ini. Mimin nggak tanya sih nama penjualnya siapa, cuma bisa ngasih ancer - ancer saja yaitu di sekitar kawasan perbelanjaan Jalan Dhoho. Biasanya buka dari pagi hari.
Setelah tiba di Kediri, admin mampir ke masjid di belakang stasiun. Melewati gang kecil yang hanya cukup dilewati oleh dua sepeda motor. Hawa disini cukup panas tapi airnya dingin dan bersih. Baru deh admin mulai icip - icip panganan yang ada di sekitar sini. Admin jalan agak jauh dari stasiun, eh ketemulah dengan penjual nasi pecel pinggir jalan yang sedang sibuk melayani pembeli. Jadinya melipir, ikut nyobain pesen satu porsi.
Selama ini admin selalu makan pecel yang isinya sayuran dengan siraman bumbu kacang tanah di atasnya. Tapi di Kediri, ada yang beda dari pecelnya yaitu pelengkapnya yang berupa mie. Jadi mimin berasa makan pecel mie gitu deh, sob. Karena mienya juga ikut diguyur saus kacang, isinya ada tauge, sawi hijau, orek tempe dan rempeyek. Cita rasanya asin bercampur manis seperti ditambah kecap dalam sausnya. Sedangkan sayurannya masih segar sehingga terdengar bunyi krauk krauk saat dikunyah.
Porsi sepiring pecel ini cukup banyak, tapi tidak sebanyak porsi kuli juga. Cocok lah untuk mbak - mbak dan ibu - ibu. Kalau untuk bapak - bapak mungkin bisa minta nambah porsinya. Makan disini rasanya adem, kena semilir angin sebab warungnya berupa lapak kaki lima tanpa penutup. Kita bisa makan sambil melihat orang - orang lalu lalang di jalanan.
Walaupun lapak ini terbuka, tapi mimin lihat penjualnya mengolah makanan dan menjaga kebersihan warungnya dengan baik. Pembeli juga tak pernah berhenti, selalu ada saja silih berganti yang datang untuk menikmati olahan pecel ini. Mimin nggak tanya sih nama penjualnya siapa, cuma bisa ngasih ancer - ancer saja yaitu di sekitar kawasan perbelanjaan Jalan Dhoho. Biasanya buka dari pagi hari.
Post a Comment